Akhirnya hari ini saya bisa bercerita lagi setelah 2 hari kemarin
dilanda sakit flu, ya 2 hari yang lalu saya mengisahkan tentang Sunan Giri danBegawan Minto makan hari ini saya akan bercerita tentang kisah pernikan Sunan Giri.
Mungkin sangat sepele jika kita mendengar kata pernikahan, tapi kisah pernikahan
Sunan Giri ini sangat unik dan sangat menginspirasi. Kenapa saya bilang unik dan sangat menginspirasi, karena Sunan Giri
menikahi 2 orang wanita dalam 1 hari. Tanpa mengulur waktu kita mulai saja
kisahnya.
Di kerajaan Majapahit ada seorang bangsawan bernama Ki Ageng Supa Bungkul. Dia mempunyai Sebuah pohon delima yang aneh di depan pekarangan rumahnya. Anehnya, setiap kali ada orang hendak mengambil buah delima yang berbuah satu itu pasti mengalami nasib celaka, kalau tidak ditimpa penyakit berat tentulah orang tersebut meninggal dunia.
Suatu ketika Sunan Giri berjalan melewati depan rumah Ki Ageng Bungkul. Begitu dia tiba di bawah pohon delima tiba-tiba buah delima itu jatuh mengenai kepala Sunan Giri. Kemudian Ki Ageng Bungkul tiba-tiba muncul mencegat Sunan Giri, lantas ia berkata, “kau harus kawin dengan putriku, Dewi Wardah.”
Sebenarnya pada waktu itu memang ada sebuah sayembara yang diadakan oleh Ki Ageng Bungkul, yaitu siapa saja yang dapat memetik buah delima itu dengan selamat maka ia akan dijodohkan dengan putrinya yang bernama Dewi Wardah. Sunan Giri kebingungan menghadapi hal itu, Maka peristiwa itu disampaikan kepada Sunan Ampel.“Tak usah bingung. Ki Ageng Bungkul itu seorang muslim yang baik, aku yakin Dewi Wardah juga seorang muslimah yang baik. Karena hal itu sudah menjadi niat Ki Ageng Bungkul kuharap kau tidak mengecewakan niat baiknya itu.” Demikian kata Sunan Ampel. “Tapi, bukankah saya hendak menikah dengan putri Kan jeng Sunan yaitu dengan Dewi Murtasiah ?” Ujar Sunan Giri. “Tidak mengapa?” Kata Sunan Ampel. “Sesudah melangsungkan akad nikah dengan Dewi Murtasiah selanjutnya kau akan melangsungkan perkawinan dengan Dewi Wardah.”
Sesudah berumah tangga, Sunan Giri makin giat berdagang dan berlayar antar pulau. Sambil berlayar itu pula beliau menyiarkan agama Islam pada penduduk setempat sehingga namanya cukup terkenal di kepulauan Nusantara.
Lama-lama kegiatan dagang tersebut tidak memuaskan hatinya. Ia ingin berkonsentrasi menyiarkan agama Islam dengan mendirikan pondok Pesantren. Iapun minta izin kepada ibunya untuk meninggalkan dunia perdagangan.
Nyai Ageng Pinatih yang kaya raya itu tidak keberatan. Andaikata hartanya yang banyak itu dimakan setiap hari dengan anak dan menantunya rasanya tiada akan habis, terlebih Juragan Abu Hurairah orang kepercayaan Nyai Ageng Pinatih menyatakan kesanggupannya untuk mengurus seluruh kegiatan perdagangan miliknya, maka wanita itu ikhlas melepaskan Sunan Giri yang hendak mendirikan pesantren.
Begitulah sekilas kisah tentang Pernikahan Sunan Giri, Bagaimana menurut kalian? Semoga bermanfaat dan jangan lupa tinggalkan jejak di comment yah. Sampai jumpa di kisah selanjutnya!

0 Comments