Siapa yang tidak tahu siapa khalifah termasyhur dalam
dinasti Bani Umayyah ini, beliau adalah Umar Bin Abdul Aziz, nama asli beliau
adalah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Al-Hakam bin Abu Al-Ash bin Umayyah
bin Abd Syams bin Manaf.
Lahir di kota Halwan, Mesir 63 H / 682, wafat Februari
720. Adalah keturunan Umar bin Khattab salah satu Khulafaurrasyidin yang
terkenal adil, tegas serta inovatif. Menjadi seorang khalifah dengan ditunjuk
oleh Khalifah sebelumnya yaitu Sulaiman bin Abdul Malik yang menunjuknya karena
melihat kerendahan hati, kejujuran, dan kewara’annya dari kehidupan dunia.
Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz, ya begitulah
rakyatnya memanggilnya. Seorang pemimpin yang saleh, kharimastik, bijaksana,
dan dekat dengan rakyatnya. Sosoknya yang begitu melegenda tentu membuat hati
penasaran untuk mengenalnya. Peristiwa-peristiwa pada pemerintahannya
menimbulkan rasa cinta untuk meneladaninya. Berikut ini bersama kita simak
biografi singkat dari sang khalifah yang mulia.
Umar bin Abdul (bergelar Umar II), lahir pada tahun 63
H atau 682 M dan meninggal pada Februari 720 M pada umur sekitar 37–38 tahun.
Beliau adalah khalifah Bani Umayyah yang berkuasa dari tahun 717 M (pada usia
34–35 tahun) sampai 720 M. Ada ahli sejarah yang berpendapat bahwa kelahiran
Umar bin Abdul Aziz terjadi di tahun 61 H. Ia dilahirkan di Kota Madinah
An-Nabawiyah, pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah. Ada juga yang
mengklaim ia lahir di Mesir. Umar bin Abdul Aziz tidak memiliki usia yang
panjang, ada yang berpendapat ia wafat pada usia 40 tahun, usia yang masih
relatif muda dan masih dikategorikan usia produktif. Namun, di balik usia yang
singkat tersebut, ia telah berbuat banyak untuk peradaban manusia dan Islam
secara khusus.
Di dalam perjalanan hidup beliau ada penggalan kisah
kisah yang mungkin perlu kita teladani yaitu kisah dimana beliau suatu kali
jatuh cinta pada seorang gadis, namun istrinya, Fatimah binti Abdul Malik tak
pernah mengizinkannya menikah lagi. Suatu saat dikisahkan bahwa Umar mengalami
sakit akibat kelelahan dalam mengatur urusan pemerintahan. Fatimah pun datang
membawa kejutan untuk menghibur suaminya. Ia menghadiahkan gadis yang telah
lama dicintai Umar, begitu pun si gadis mencintai Umar. Namun Umar malah
berkata: “Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri
saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,” Umar memenangkan
cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta. Akhirnya ia menikahkan
gadis itu dengan pemuda lain. Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum
meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya, “Umar, dulu kamu pernah
mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?” Umar bergetar haru, tapi ia
kemudian menjawab, “Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam....!!!
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari sepenggal kisah
diatas. Amin
0 Comments