MASUK SURGA KARENA MEMBUANG DURI

Rosululloh SAW telah bersabda dalam sebuah hadits, bahwa iman memiliki tujuh puluh cabang lebih. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan La Ilaha Illalloh, dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.
Hadits yang mulia ini mengisyaratkan bahwa keimanan seseorang itu bertingkat-tingkat sesuai dengan ilmu dan amal yang ia perbuat. Untuk itu janganlah meremehkan suatu amal kebaikan, sekalipun kelihatannya remeh di bagi manusia, bisa jadi Alloh SWT akan memberikan pahala amalan yang dikerjakan dengan ikhlas tersebut dengan pahala yang berlipat ganda.
Al-Imam Bukhori dan Imam Muslim telah meriwayatkan sebuah kisah dalam kitab shohih keduanya. Dari sahabat Abu Huroiroh RA, bahwasannya Rosululloh SAW pernah bersabda: "Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan di sebuah jalan, dia menjumpai ranting berduri yang menghambat jalan tersebut, kemudian dia menyingkirkannya. Lalu Alloh bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya."
Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat Abu Huroiroh RA beliau berkata bahwa Rosululloh SAW telah bersabda: "Ada seorang laki-laki melewati ranting berduri yang berada di tengah jalan, maka dia mengatakan: "Demi Alloh, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin, sehingga mereka tidak akan terganggu dengannya," maka Alloh SWT memasukkannya ke dalam surga."
Dalam riwayat yang lain, dari sahabat Abu Huroiroh RA, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Sungguh aku telah melihat seorang laki-laki yang sedang menikmati kenikmatan di surga, disebabkan ia memotong duri yang berada di tengah jalan, yang duri itu mengganggu kaum muslimin."
Kisah shohih di atas diriwayatkan oleh al-Imam Bukhori SAW dalam Kitabul Adzan bab Fadlu Tahjir Ila Dhuhri dan juga dalam Kitabul Madholim, bab Man Akhodzal Ghusna Wama Yu'dzinnas Fit Thoriq. Demikian juga Imam Muslim dalam Kitabul Bir Was Shilah Wal Adah dan dalam Kitabul Imaroh.
Rosululloh SAW bersabda:
مَنْ آذَى لِي وَلِيَّا فَقَدْ اسْتَحَقَّ مُحَارَبَتِي
Barangsiapa yang menyakiti waliku, maka ia berhak mendapatkan permusuhan-Ku. (HR. Abu Ya'la al-Musili)
Para wali Alloh adalah kaum mu'minin yang selalu taat kepada perintah-perintah Alloh SWT, dan komitmen dengan sunnah-sunnah Rosululloh SAW.
Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar: "Yang dimaksud dengan wali Alloh SWT adalah orang yang berilmu tentang Alloh SWT, yang selalu menjalankan ketaatan kepada-Nya, dan ikhlas dalam beribadah kepada-Nya."
Sungguh mulia kedudukan kaum mu'minin di sisi Alloh SWT, mereka adalah orang-orang yang mendapatkan kehormatan yaitu tidak boleh diusik atau disakiti, apalagi dimusuhi dan diganggu. Bahkan dalam sebuah hadits Rosululloh SAW bersabda:
إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا
“Sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian harom seperti haromnya hari kalian ini dan bulan kalian ini.” (HR. Muslim)
Dalam kisah di atas, Rosululloh SAW mengisahkan seseorang yang sedang berjalan di salah satu jalan, kemudian dia menjumpai sebuah pohon yang memiliki banyak duri dan menghalangi jalan kaum muslimin, sehingga dapat mengganggu orang-orang yang melewatinya, kemudian dia berkeinginan untuk memotong dan membuangnya dengan tujuan untuk menghilangkan gangguan dari jalan kaum muslimin. Oleh karena itu, Alloh SWT mengampuni dosa-dosanva dan memasukkan dia ke dalam surga. Bahkan Rosululloh SAW melihatnya sedang menikmati kenikmatan surga, disebabkan amalannya tersebut.
Sungguh laki-laki tersebut telah beramal dengan amalan yang kelihatannya remeh, tetapi diberi balasan dengan balasan yang teramat sangat besar. Sungguh rohmat Alloh SWT sangat luas, dan keutamaan-Nya sangat agung. Apa yang dilakukan laki-laki tersebut adalah salah satu bagian kecil dari petunjuk dan syariat yang telah dibawa oleh Rosululloh SAW, karena Rosululloh SAW telah memerintahkan kita untuk berbuat sebagaimana yang telah dilakukan oleh laki-laki tersebut. Dalam sebuah hadits yang diri-wayatkan dari jalan Abu Barzah al-Aslami RA, beliau bertanya kepada Rosululloh SAW seraya mengatakan:
يَا رَسُوْلَ اللَّهِ دُلَّنِي عَمَلِ أَنْتَفِعُ بِهِ قَالَ: اعْزِلْ الْأَذَى عَنْ طَرِيقِ الْمُسْلِمِينَ
Wahai Rosululloh, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat bermanfaat bagiku, beliau SAW menjawab: "Singkirkanlah gangguan dari jalan-jalan kaum muslimin. (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
Bahkan Rosululloh SAW mencela dan memperingatkan dengan keras dari perilaku yang dapat mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan
mereka, dalam hal ini Rosululloh SAW bersabda:
مَنْ آذَى الْمُسْلِمِيْنَ فِي طُرُقِهِمْ وَجَبَتْ عَلَيْهِ لَعْنَتُهُمْ
Barangsiapa mengganggu kaum muslimin di jalan-jalan mereka, maka wajib atasnya laknat mereka.

Kisah di atas mengandung beberapa faidah:
1. Besarnya keutamaan menyingkirkan gangguan jalan kaum muslimin, dan besarnya pahala yang diberikan bagi siapa saja yang melakukannya.
2. Luasnya rohmat Alloh SWT dan agungnya pahala yang disiapkan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Alloh SWT memasukkan laki-laki tersebut ke dalam surga, sekalipun dengan sebab amalannya yang kecil atau remeh, yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin. Dan tentu saja, seseorang dapat masuk surga karena fadhilah dari Alloh SWT yang dianugerahkan kepadanya, bukan cuma sekedar sebab amalan yang dia perbuat. Seandainya bukan karena fadhilah Alloh SWT, tentulah tidak ada seorangpun yang dapat masuk surga-Nya. Sebagaimana sabda Rosululloh SAW:
قَارِبُوا وَسَدِّدُوا وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ، قَالُوا وَلَا أَنْتَ قَالَ وَلَا أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ وَلاَ أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ
Dekatkanlah diri kalian kepada Alloh, dan tepatilah kebenaran. Ketahuilah bahwasannya tidaklah salah seorang dari kalian akan selamat (dari neraka) dengan amalnya", mereka (para sahabat RA) bertanya: "Apakah engkau juga demikian, wahai Rosululloh?" Beliau SAW menjawab: "Demikian juga aku, hanya saja Alloh telah melimpahkan rohmat dan karunia-Nya kepadaku." (HR. Muslim)
3. Pepohonan yang boleh ditebang dan dibuang adalah pepohonan yang mengganggu kaum muslimin, adapun apabila bermanfaat bagi kaum muslimin maka tidak boleh untuk menebangnya, kecuali apabila ada maslahat tertentu. Bahkan Rosululloh SAW sangat mendorong kaum muslimin untuk menanam tanaman atau tumbuhan yang dapat berbuah dan bermanfaat bagi manusia. Dalam sebuah hadits Rosululloh SAW bersabda :
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مَنْهُ لَهُ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
Tidaklah seorang muslim pun yang menanam suatu tanaman, kecuali apa yang dimakan darinya adalah shodaqoh baginya, apa yang dicuri darinya adalah shodaqoh baginya, apa yang dimakan oleh binatang buas adalah shodaqoh baginya, dan apa yang dimakan oleh burung-burung adalah shodaqoh baginya, serta apa yang dikurangi oleh seseorang juga shodaqoh baginya. (HR. Bukhori, Muslim dan at-Tirmidzi)
Kisah di atas juga sebagai peringatan keras kepada sebagian manusia yang mereka tidak hanya enggan untuk menyingkirkan gangguan dari jalan, tapi justru membuang sampah-sampah rumahnya dan sisa apa yang mereka makan ke jalan-jalan kaum muslimin, yang dapat mengganggu dan menghambat saudaranya yang lain yang melewati jalan tersebut -wal iyadzubillah. Seandainya mereka mengetahui pahala yang akan diberikan Alloh SWT kepada siapa saja yang ikhlas berbuat baik kepada sesama kaum muslimin, tentulah mereka tidak akan berbuat demikian. Wallohu A'lam. Walhamdulillahi Robbil 'Alamin.[ Ustadz Abu Faiz]